Rabu, 08 Januari 2014

Awal tahun, pemerintah sudah berutang Rp 10 triliun



Merdeka.com - Hari ini, Selasa (7/1), Kementerian Keuangan rampung melelang lima seri Surat Utang Negara (SUN). Hasilnya, dana yang dihimpun mencapai Rp 10 triliun, sesuai target indikatif yang sudah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014.
Menteri Keuangan Chatib Basri sumringah dengan hasil lelang hari ini. Dia menyatakan, tawaran yang masuk mencapai Rp 29,6 triliun. "Hasilnya cukup bagus, permintaan yang masuk melebihi penawaran tiga kali lipat. Artinya permintaan terhadap surat utang kita masih cukup tinggi," ujarnya di kantornya.
Kelima SUN yang berhasil dilelang bervariasi dalam hal masa jatuh tempo maupun imbal hasilnya. Sebagai contoh, seri SPN03140408 terjual Rp 1 triliun, imbal hasilnya rata-rata 6,2 persen, dengan masa jatuh tempo 8 April 2014.
Ada pula Seri FR0070 yang dimenangkan Rp 4,1 triliun, dengan rerata imbal hasil 9,1 persen, tingkat kupon 8,3 persen, dan waktu jatuh tempo 15 Maret 2024.
Imbal hasil dari kelima seri SUN yang dilelang cukup tinggi, di kisaran 6-10 persen. Chatib beralasan, langkah ini diambil pemerintah menyesuaikan perkembangan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat.
Dia menampik bila tingginya imbal hasil untuk menarik simpati investor asing agar tetap membeli surat utang pemerintah, ketika tappering off berjalan di Negeri Paman Sam. "Yang kita lakukan sekarang adalah akan melihat seberapa besar imbal hasil 10 tahun di Amerika," ungkapnya.
Bila memang nanti imbal hasil yang menyentuh dua digit itu memberatkan keuangan pemerintah, Chatib menjamin siap mengoreksi besaran imbal hasil. Salah satu cara menggantikan peran surat utang dalam pembiayaan adalah memanfaatkan penjualan saham terbatas (private placement).
"Ini baru langkah pertama lelang SUN. Kalau imbal hasil nanti terlalu tinggi, kita punya private placement kan yang tidak harus kita harus ambil lewat lelang di pasar," kata menkeu.
Pelelangan SUN akan dilakukan beberapa kali sepanjang tahun ini. Pemerintah beralasan butuh sumber pembiayaan tambahan, terutama dari utang, untuk menambal kebutuhan APBN 2014.
Berdasarkan rencana Ditjen Pengelolaan Utang, pada semester I 2014, akan diterbitkan kembali global bond, regular bond, lelang SUN reguler, serta private placement. Untuk semester II, Kemenkeu menerbitkan satu sukuk ritel dan satu ORI.
Analisa :
Hutang Indonesia sudah banyak malah menambah lagi, sebaiknya pemerintah harus lebih bijak menggunakan keuangan. Penghematan anggaran di setiap Departemen dan menarik investor dari Negara lain untuk berinvestasi di Indonesia ,kedua ini harus dilaksanakan supaya kita dapat melunasi sedikit demi sedikit utang.

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar