Rabu, 08 Januari 2014

(Tugas bahasa indonesia 2) ke 5



contoh
Kegiatan karang taruna Jakarta Utara
karang taruna periode 2013-2014:
1.      Kegiatan olahraga
1.1  Basket
1.1.1        sparing
1.1.2        latihan rutin
1.1.3        perlombaan
1.2  futsal
1.2.1        sparing
1.2.2        latihan rutin
1.3  badminton
1.4  tenis
2.      Kegiatan kerohanian
2.1  rohani islam
2.2  rohani Kristen dan katolik
2.3  rohani budha
2.4  rohani hindu
3.      Kegiatan social
3.1  bakti social
3.2  mengunjungi panti asuhan



Orang Miskin Bertambah, Distribusi Anggaran Harus Tepat




JAKARTA - Meningkatnya angka kemiskinan per September 2013 yang mencapai angka 28,55 juta orang, tentu membutuhkan upaya penggulangan yang lebih besar dari pemerintah. Pemanfaatan anggaran secara tepat dan maksimal disebut merupakan salah satu solusi yang bisa dilakukan.

"Yang paling gampang distribusi anggarannya harus benar. Anggaran itu benar-benar dialokasikan untuk keperluan. Jadi jangan namanya bansos tapi nggak bener-bener menyentuh keperluan rakyat miskin," ungkap Wakil Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro ketika ditemui di kantornya, Jakarta,  Jumat (3/1/2014).

Bambang menuturkan, pengendalian pertumbuhan angka kemiskinan tahun lalu memang terasa sulit mengingat adanya gejolak perekonomian global yang tidak bisa diprediksi.

"Ya memang agak susah, karena kan ada masalah global yang kita tidak bisa prediksi sebelumnya. Tapi ya mudah-mudahan bisa diperbaiki, dibandingkan 2013," tuturnya.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik mencatat orang miskin di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 0,48 juta orang dari angka sebelumnya pada Maret 2013 yang mencapai 22,07 juta jiwa.

Analisa:
Pendistribusian anggaran untuk rakyat miskin harus tepat sasaran. Jangan di curi oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Sebaiknya menteri yang terkait turun ke lapangan untuk melihat . salah satu umtuk mengurangi kemiskinan pemerintah harus membangun sebuah lapangan kerja dan bentuk sebuah usaha rakyat .


2014, Ekspor RI Ditargetkan Naik 5%



JAKARTA - Tahun lalu memang menjadi tahun yang suram bagi sektor ekspor Indonesia. Kementrian Perdagangan (Kemendag) mencatat, ekspor Indonesia turun sebesar 3-4 persen dengan total nilai ekspor sebesar USD165,6 miliar per Januari-November 2013.

"Karenanya total ekspor 2014 ke depan, minimal dapat berkembang 5 persen, dari apa yang sudah kita capai sekarang menjadi USD190 miliar," ungkap Direktur Jenderal PEN Nus Nuzulia Ishak usai Konferensi Pers Program Pengembangan Ekspor di Gedung Kementrian Perdagangan, Jakarta, Rabu (8/1/2014).

Nus melanjutkan, meski mengalami penurunan di tahun sebelumnya, namun Kemendag optimistis pada 2014 nanti ekspor Indonesia minimal dapat dinaikkan sebesar 4 persen.

"Karena negara mitra kita sudah cukup bagus ekonominya, contohnya Amerika. Ini kan ekonominya sudah membaik. Amerika ini salah satu negara besar dengan peningkatan ekspor yang besar juga," tambahnya.

Berbeda dengan Amerika Serikat (AS), perekonomian Eropa justru tidak menunjukkan adanya pencerahan, hal ini salah satunya dikarenakan adanya perlambatan ekonomi secara global.

"Di Eropa 2014 masih stagnan, tapi Amerika akan mengalami perkembangan. Demikian pula dengan Jepang, Korea, dan Hong Kong," pungkasnya.

Analisa:
Menurut saya kembangin terus eksport keluar negeri supaya kita neraca perdagangan kita tidak defisit. Import harus dikurangin.

Sumber:

Awal tahun, pemerintah sudah berutang Rp 10 triliun



Merdeka.com - Hari ini, Selasa (7/1), Kementerian Keuangan rampung melelang lima seri Surat Utang Negara (SUN). Hasilnya, dana yang dihimpun mencapai Rp 10 triliun, sesuai target indikatif yang sudah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014.
Menteri Keuangan Chatib Basri sumringah dengan hasil lelang hari ini. Dia menyatakan, tawaran yang masuk mencapai Rp 29,6 triliun. "Hasilnya cukup bagus, permintaan yang masuk melebihi penawaran tiga kali lipat. Artinya permintaan terhadap surat utang kita masih cukup tinggi," ujarnya di kantornya.
Kelima SUN yang berhasil dilelang bervariasi dalam hal masa jatuh tempo maupun imbal hasilnya. Sebagai contoh, seri SPN03140408 terjual Rp 1 triliun, imbal hasilnya rata-rata 6,2 persen, dengan masa jatuh tempo 8 April 2014.
Ada pula Seri FR0070 yang dimenangkan Rp 4,1 triliun, dengan rerata imbal hasil 9,1 persen, tingkat kupon 8,3 persen, dan waktu jatuh tempo 15 Maret 2024.
Imbal hasil dari kelima seri SUN yang dilelang cukup tinggi, di kisaran 6-10 persen. Chatib beralasan, langkah ini diambil pemerintah menyesuaikan perkembangan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat.
Dia menampik bila tingginya imbal hasil untuk menarik simpati investor asing agar tetap membeli surat utang pemerintah, ketika tappering off berjalan di Negeri Paman Sam. "Yang kita lakukan sekarang adalah akan melihat seberapa besar imbal hasil 10 tahun di Amerika," ungkapnya.
Bila memang nanti imbal hasil yang menyentuh dua digit itu memberatkan keuangan pemerintah, Chatib menjamin siap mengoreksi besaran imbal hasil. Salah satu cara menggantikan peran surat utang dalam pembiayaan adalah memanfaatkan penjualan saham terbatas (private placement).
"Ini baru langkah pertama lelang SUN. Kalau imbal hasil nanti terlalu tinggi, kita punya private placement kan yang tidak harus kita harus ambil lewat lelang di pasar," kata menkeu.
Pelelangan SUN akan dilakukan beberapa kali sepanjang tahun ini. Pemerintah beralasan butuh sumber pembiayaan tambahan, terutama dari utang, untuk menambal kebutuhan APBN 2014.
Berdasarkan rencana Ditjen Pengelolaan Utang, pada semester I 2014, akan diterbitkan kembali global bond, regular bond, lelang SUN reguler, serta private placement. Untuk semester II, Kemenkeu menerbitkan satu sukuk ritel dan satu ORI.
Analisa :
Hutang Indonesia sudah banyak malah menambah lagi, sebaiknya pemerintah harus lebih bijak menggunakan keuangan. Penghematan anggaran di setiap Departemen dan menarik investor dari Negara lain untuk berinvestasi di Indonesia ,kedua ini harus dilaksanakan supaya kita dapat melunasi sedikit demi sedikit utang.

Sumber

Masyarakat Sebenarnya Bisa Dapatkan Gas Rp 36.000 Per 12 Kg



JAKARTA, KOMPAS.com — Rumah tangga di Indonesia sebenarnya memiliki kesempatan untuk mendapatkan pasokan gas murah seiring naiknya harga elpiji 12 kilogram. Gas murah yang dimaksud adalah gas bumi yang keberadaannya cukup berlimpah di Indonesia.

Vice President Corporate Communication PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Ridha Ababil menjelaskan, selama ini, harga gas bumi yang dipasok perseroan kepada pelanggan rumah tangga setara dengan Rp 3.000 per kg atau Rp 36.000 per 12 kg.

Menurutnya, PGN ingin sekali melayani pelanggan rumah tangga sehingga konsumen bisa mendapatkan bahan bakar yang jauh lebih murah. Namun, karena terbatasnya pasokan, PGN tak bisa melayani pelanggan rumah tangga dalam skala yang jauh lebih besar.

Hal ini tentu saja ironis karena sebagian besar gas dari Indonesia justru diekspor ke berbagai negara, terutama Jepang dan China. Sementara di dalam negeri, masyarakat harus mengeluarkan biaya yang jauh lebih mahal untuk membeli elpiji guna memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Pemerintah berkali-kali berdalih bahwa konsumen dalam negeri belum siap memanfaatkan gas. Selain itu, infrastruktur dinilai belum memadai.

"Tanpa menyebutkan komitmen, kami sebenarnya siap memenuhi kebutuhan gas masyarakat. Tapi, ya kembali lagi, ada nggak pasokan gasnya?" ujar Ridha, Rabu (8/1/2014).

Sejauh ini, PGN telah memiliki pelanggan rumah tangga sebanyak 90.000 kepala keluarga yang tersebar di Medan, Palembang, Cirebon, Jawa Timur, Jakarta Timur, Bogor, dan Bekasi. Adapun sebagian besar konsumen gas PGN adalah segmen korporasi.

Analisa:
Gas bumi yang cukup melimpah di Indonesia seharusnya dapat diolah dengan baik. Seharusnya masyarakat tidak membeli mahal .PGN sebaiknya harus membuat skala lebih besar lagi melayani seluruh Indonesia.

Sumber: